Setelah saya pahami dan resapi lebih dalam lagi, semua itu memiliki Makna tersendiri tentang pemahaman seseorang terhadap sesuatu hal. Tak ada batasan bahwa seseorang itu berpikir dan bertindak memiliki tolak ukur. Dan tak ada pula instrumen sebagai penilai atas kadar pikiran tersebut. Semua output pikiran dan tindakan memiliki hasil yang berbeda beda, hampir bisa dikaitkan dengan selera masing masing.
Ada banyak cara teknik orang menjalankan pikiran dan tindakan nya. Ada ilmuan yang mengatakan, manusia berpikir dengan menggunakan otak, dan otak pun masih terbagi-bagi, bagian otak mana yang lebih dominan penggunaannya dalam melakukan aktivitas berpikir, itu akan memberikan output yang berbeda-beda pula.
Bagaimana nama dengan pengaruh lingkungan, ternyata pengaruh tersebut juga mempengaruhi sifat karakter pikiran dan tindakan seseorang. Lingkungan memberikan immun yang kuat atas karakter pikiran dan tindakan.
Namun lingkungan juga kadang menjadi faktor x timbulnya bertolak belakang pikiran itu sendiri. Karena lingkungan menjadi tempat perpaduan dan tumpuan sasaran pikiran pikiran yang bertemu.
Pikiran manusia selalu memainkan peranan pikiran pikiran yang ada, bisa dikatakan mengumpulkan beribu-ribu pikiran, kemudian melagakan bak petinju-petinju di atas ring. Siapa yang terkuat dia yang akan menjadi pemenang. Atau bahkan dari ribuan pikiran disatukan untuk mendapatkan satu pemikiran utuh. Kumpulan pikiran pikiran yang memiliki karakter karakter bermacam corak dan aroma, saya pun bingung seperti apa bentuk dan rupanya.
Dikaitkan kembali dengan Alam. Bagian ini memberikan efek luar biasa pada terjangan dan stigma buah pikiran, alam menjadi sahabat air, tanah, udara, api, berpadu membakar energi pikiran berpuluh puluh ribu lipat. Bahkan bisa memancarkan pikiran diluar dari akan logika.
Setelah itu saya mulai sadar, atas apa yang dilakukan seorang ilmuwan dunia terkenal bernama enstein, dari hal itu saya dapatkan bisa jadi enstein berpikir dan bertindak melampaui akan logika diluar nalar dan pikiran umum.
Pikiran dengan menyandingkan kapasitas kemampuan otak dengan menatap alam semesta sabagai pagar dan pancaran, api sebagai pemanas logika, membakar energi yang meletup hingga mencapai titik panas tertinggi.
Air sebagai energi pencerah pikiran dan tindakan, menggelorakan tekanan beribu ribu kali lipat. Udara menjadi kekuatan alam yang tak tampak tetapi ada. Energi pikiran memberi daya dorongan pikiran dan tindakan. Wah, luar biasa bukan. Apa yang dihasilkan.
Komentar
Posting Komentar